1.705 PAKET SEMBAKO DIBAGIKAN UNTUK PENGAYUH BECAK HINGGA PETUGAS KEBERSIHAN

SRAGEN - Sebanyak 1.705 paket sembako dibagikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen kepada masyarakat kurang mampu terutama mereka yang setiap harinya ditopang oleh pendapatan hari itu juga. Seperti Kuli panggul, Pedagang Kaki Lima, Pengayuh becak, Juru parkir, dan Petugas pembersih jalan.

Pembagian paket sembilan bahan makanan pokok ini dalam rangka kegiatan Safari Ramadhan 1443 H dilaksanakan di Pendopo Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen, Jumat (22/4/2021).

Kegiatan dilakukan dengan sistem drive thru dengan memperhatikan protokol kesehatan dan dibagi menjadi 3 sesi untuk mengurangi kerumunan.

Total jumlah paket sembako yang dibagikan sebanyak 1.705 paket, diantaranya sesi 1 jam 07.30-09.00 WIB Becak Kayuh, Bentor, Parkir, Bendi total 905 orang, sesi 2 jam 09.00-10.00 WIB Buruh gendong, Kuli panggul, Pedagang Kaki Lima (PKL) sebanyak 565 orang, dan sesi 3 jam 10.00 - 11.00 WIB untuk Petugas kebersihan, Plapataka total 235 orang.

Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Heru Susanto, mengungkapkan bantuan sembako ini isinya beras, gula pasir, minyak goreng, mi kering, dan kecap.

"Penerima sembako itu meningkat bila dibandingkan 2021 lalu. Pada 2021 lalu ada 1.640-an orang dan pada 2022 meningkat menjadi 1.705 orang. Verifikasi penerima bantuan itu di dinas terkait, misalnya juru parkir itu di Dinas Perhubungan dan buruh gendong itu di Diskumindag (Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan) Sragen," ujarnya.

Sebelum mengambil bantuan, penerima sudah diinformasikan untuk membawa e-KTP dan kartu vaksin.

"Bila belum vaksin dosis ketiga maka harus vaksin dulu sebelum ambil sembako," kata Heru.

Salah seorang penerima bantuan, Sumardi (35 tahun) yang bekerja sebagai pemulung, mengaku senang bisa mendapat bantuan sembako yang bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

"Saya sangat senang hari ini bisa membawa pulang beras tiga kilogram, ora nempur (tidak membeli beras)," ungkap Sumardi yang biasa memungut sampah Rumah Tangga di Kampung Sidomulyo dan dibuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Manding, Sragen Kulon.

Sementara Winarno (51 tahun), berprofesi sebagai tukang becak berucap syukur. Selama ini, ia merasa hidupnya berkekurangan, terlebih adanya pandemi Covid-19 hampir tidak ada pemasukan.

"Alhamdulillah, bersyukur banget dari bantuan ini, karena akibat corona tidak ada penumpang sama sekali. Tidak ada uang untuk dibawa pulang untuk hidup keluarga. Terimakasih Bupati dan Pemkab Sragen yang peduli rakyat kecil semoga bantuannya terus," pungkasnya.

Penulis : Miyos_Diskominfo

Editor ; Yuli_Diskominfo