100 PELARI RAMAIKAN SANGIRUN NIGHT TRAIL RUN PERINGATI 25 TAHUN SITUS SANGIRAN JADI WARISAN DUNIA

SRAGEN - Sebanyak 100 pelari berbagai daerah di penjuru Indonesia meramaikan ‘SangiRUN 25K Night Trail Run’ yang diselenggarakan pada hari Jumat sampai dengan Minggu (19-21/11/2021). Para pelari itu dilepas dalam 5 tahap untuk menempuh jalur lari sepanjang 25 kilometer.

Pembukaan dan pelepasan peserta lari SangiRun Night Trail Run 2021 dilakukan Sabtu (20/11/2021) malam oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek, Hilmar Farid didampingi Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi. Dan dihadiri oleh Wakil Ketua DPR RI Komisi X, Agustina Wilujeng Pramestuti, Anggota DPRD Provinsi Jateng, Untung Wibowo Sukowati, dan Kepala Dinas Olahraga dan Pariwisata Sragen, Yusep Wahyudi.

SangiRUN Night Trail Run 2021 digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan yang bekerjasama dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Pemerintah Kabupaten Sragen, dan Pemerintah Kabupaten Karanganyar, serta Kelompok Komunitas Luar Kotak.

Digelarnya kegiatan tersebut untuk memperingati 25 tahun Situs Sangiran yang ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO. Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593 pada 1996 lalu dengan nama The Sangiran Early Man Site.

Dalam sambutannya, Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyambut baik dan berterimakasih kepada Kemendikbud Ristek yang telah menyelenggarakan event tingkat nasional di Wisata Sangiran. Moment ini menurutnya cara Kemendikbudristek mengakrabkan dan mendekatkan keberadaan situs purba Sangiran melalui kegiatan trail run yang sangat menantang dan penuh sensasi.

"Dimasa pandemi yang sudah 2 tahun ini, kita tidak menggelar event apapun. Alhamdulillah, Sangiran dipilih untuk mengadakan event dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Ini sungguh event paduan olahraga dan budaya yang luar biasa dan unik. Semoga menjadi kegiatan rutin dan Sangiran menjadi bagian yang terus mendominasi dari bagian destinasi wisata untuk Jawa Tengah," terangnya.

Bupati berharap melalui event ini bisa kembali menggerakkan roda perekonomian dan menambah khazanah masyarakat Indonesia tentang Sangiran.

"Kami berharap event ini bisa diselenggarakan setiap tahunnya agar masyarakat Indonesia bisa mengenal Sangiran lebih dalam," harap Bupati.

"Selamat menikmati Sragen walaupun di malam hari tapi tidak mengurangi keindahannya. Dan selamat berlari dengan rasa bahagia," lanjutnya.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid menjelaskan, SangiRun tak sekadar lomba lari atau kegiatan yang bersifat fisik. Kegiatan itu menunjukkan kemampuan adaptasi manusia terhadap lingkungan yang masih relevan dengan masa kini.

"Narasi yang dibangun melalui kegiatan itu adalah masyarakat masa lampau atau manusia purba pernah hidup di Sangiran. Waktu itu sebagian besar kegiatan dilakukan dengan melibatkan aspek fisik," ujarnya.

Diharapkan masyarakat lebih mengenal dan memberi apresiasi lebih jauh terhadap Situs Sangiran sebagai warisan dunia. Hal itu juga penting bagi dunia, terkait proses evolusi manusia.

Dalam kegiatan pembukaan SangiRUN Night Trail, Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dan sejumlah pejabat Kemendikbudristek ikut berlari di kelompok empat atau terakhir. Pemberangkatan ajang lari penuh tantangan di alam perbukitan Sangiran ini, memang dibagi 4 kelompok, dengan jeda waktu 3 menit setiap kelompok.

Sementara Ketua Panitia SangiRUN Night Trail 2021, Andre Donas, mengatakan kegiatan trail run ini sengaja digelar dimalan hari, karena situs desa ini sama dengan desa-desa pada umumnya di Jawa. Kurang menantang jika dilakukan siang hari.

Para pelari ternyata menyambut baik lari malam hari, dengan pertimbangan lebih penuh sensasi dalam balutan efek cahaya.

"Sepanjang trek 25 kilometer juga dilengkapi dengan ‘forest video mapping’ dan ornamen yang menggambarkan evolusi manusia purba. Sepanjang lintasan lari juga akan diterangi oleh cahaya obor," katanya.

Tidak hanya itu, para pelari bisa melakukan swa foto di sejumlah titik trek yang diselenggarakan atraksi kebudayaan, lengkap dengan insalasi cahaya yang menarik.

Selama kegiatan berlari yang menelan waktu sekitar 4 jam an, para pelari bisa memperoleh banyak pengalaman yang membekas di hati, dan akan menjadi cerita menarik kepada teman dekat dan masyarakat luas tentang situs purba Sangiran. (Miyos_Diskominfo)