DORONG MUNCULNYA INOVASI, PEMKAB SRAGEN GELAR WORKSHOP AKSELERASI INOVASI

SRAGEN – Untuk mengembangkan kemampuan para ASN Sragen dalam berinovasi, Pemerintah Kabupaten Sragen bekerja sama dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) menyelenggarakan Workshop Akselerasi Inovasi Kabupaten Sragen, Rabu (03/05/2017). Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sukowati tersebut dibuka langsung oleh Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Inovasi Administrasi Negara – LAN DR. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH, MA, Kepala Pusat Inovasi Tata Pemerintahan – LAN DR. Andi Taufik, M.Si, Assiten I Sekda Sragen Ir. Simon Nugroho, Assisten III Sekda Sragen Ir. Endang handayani, MM serta Kepala OPD di lingkungan Pemkab Sragen. Bupati dalam sambutannya mengungkapkan dalam dua masa Bupati sebelum dirinya, Sragen telah ditinggali beberapa inovasi yang mengagumkan. Dalam era Untung Wiyono, beliau telah merintis perijinan satu pintu, sementara era Agus Fatchurrahman, beliau meninggalkan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan. “yang menjadi pertanyaan saya adalah pada era saya mau apa?”, ujar Bupati. Lebih lanjut Bupati mengatakan apabila dalam era dirinya tidak ada sesuatu yang baru maka kita hanya akan meneruskan yang telah ada. Untuk itu kita semua harus memiliki inovasi yang baru agar bisa menjadi icon Kabupaten Sragen. “Worshop kali ini dimaksudkan untuk membuka cakrawala berfikir akan inovasi yang harus kita lakukan di tengah keterbatasan anggaran kita”, lanjut Bupati. Dengan kegiatan ini diharapkan akan ada banyak inovasi baru yang mumpuni dan luar biasa yang bisa diaplikasikan untuk seluruh masyarakat Bumi Sukowati. Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan materi pertama yaitu “Inovasi dan Daya Saing Daerah” oleh DR. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH, MA. Dalam kesempatan tersebut DR. Tri Widodo mengungkapkan potensi daerah yang telah ada, jarang dianggap potensi karena masyarakat menganggap itu hal biasa. Padahal dengan sedikit inovasi potensi daerah tersebut bisa menjadi hal yang luar biasa. Lebih lanjut DR. Tri Widodo Wahyu Utomo mencontohkan Desa Ponggok di Klaten, dulu desa tersebut merupakan daerah yang kaya akan sumber mata air namun desanya sangat miskin, dimana kas desa per tahun hanya 14 juta rupiah, hingga sebuah pabrik air mineral datang dan menghasilkan pendapatan pertahun 200 juta. Selanjutnya pemerintah berinovasi untuk mendirikan BUMDes untuk lebih memanfaatkan potensi yang ada di desa mereka yaitu mata air. Mereka mengenali, mengeksplorasi potensi mereka dan sekarang mereka mendapatkan penghasilan tak kurang dari 6 Miliar pertahun dari industri wisata yang mereka kembangkan. Pada hari pertama ini, peserta dibekali dengan materi dari Lembaga Administrasi Negara. Selanjutnya pada hari kedua dan ketiga, seluruh peserta yang dibagi menjadi enam kelompok tersebut akan mengadakan diskusi dan konsultasi terkait ide / gagasan inovasi OPD. Dan pada hari keempat atau Sabtu mendatang, peserta akan diberikan materi lanjutan tentang penggalian model inovasi daerah. (Humas)