HADIRI SRAWUNG PASAR TAMBAK, BUPATI : INI URI - URI BUDAYA YANG HARUS DIGALAKKAN

SRAGEN - Gelar Budaya dan Seni pertunjukkan rakyat bertajuk “SRAWUNG PASAR TAMBAK” yang digelar warga Dk. Tambak, Ds. Sribit, Kec. Sidoharjo, bersama FK Metra Sukowati dan Diskominfo Kab. Sragen menuai banyak pujian dan apresiasi positif.

Pasar Tambak atau biasa disebut Pasar Suro ini hanya ada sekali setahun di Bulan Muharram atau Suro yakni pada tiap malam Jumat Wage. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini Pasar tambak digelar selama 2 hari sejak Rabu (4/9/2019) sampai Kamis (5/9/2019).

Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang hadir pada hari terakhir penyelenggaraan Pasar Tambak ini mengaku kagum dengan kreativitas warga yang mempromosikan kekayaan seni, adat dan budaya setempat kepada khalayak luas.

Oleh karena itu Bupati Yuni menginginkan tahun depan agar diselenggarakan lebih besar dan meriah lagi.

"Nanti waktu Kabupaten Sragen mengadakan karnaval saya minta Pasar Tambak dan Kirab budaya di Brojodento untuk dihadirkan," pinta Bupati Yuni.

Menurutnya, tiap desa di Kabupaten Sragen mempunyai ciri khas masing-masing.

Selain melestarikan budaya yang sudah ada, ini juga merupakan uri-uri budaya yang harus digalakkan.

"Festival yang diadakan rakyat yang harus didukung dan harus lebih bagus lagi kedepannya," lanjut Bupati Yuni.

Sementara Bayan Dk. Tambak, Ketut Sujarwo mengatakan Pasar Tambak ini sudah terselenggara secara turun-temurun sejak ratusan tahun yang lalu.

Ia menjelaskan salah satu tradisi di Pasar Tambak ini pembeli tidak boleh menawar harga barang yang ada di pasar tersebut. Hal itu karena sudah tradisi dari nenek moyang terdahulu.

"Jadi memang berbeda, semisal di pasar umum harganya Rp 5.000 disini bisa Rp 7.000 dan tidak boleh ditawar," terang Jarwo.

"Dulu ketika ada Pangeran Giri Noto ingin membeli barang-barang di Pasar Tambak, ia tidak pernah menawar, harga berapapun pasti dibeli,"jelasnya.

Selain itu keunikan lain yang ada di Pasar Tambak, diantaranya adalah ciri khas cinderamata seperti Pecut, dadung, dan pathok dari bambu.

Sejak pintu masuk Dukuh Tambak, beragam anyaman bambu hiasi sepanjang jalan menuju pasar suro ini.

Beragam pertunjukan seni, karnaval budaya, Kirab tumpeng raksasa hingga gunungan sayur bumi dan alat dapur berbahan dasar bambu juga meriahkan acara ini.

Sumber: http://www.sragenkab.go.id/berita-1825.html