KOMISI IV DPR RI & KEMENTAN DORONG PETANI SRAGEN TAK LAGI GUNAKAN JEBAKAN LISTRIK UNTUK BASMI TIKUS

SRAGEN - Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian melakukan kunjungan kerja spesifik di Kabupaten Sragen untuk meninjau langsung kawasan pertanian dalam mengatasi persoalan hama tikus di Bumi Sukowati.

Kunker yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi itu dipusatkan di Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sabtu (5/2/2022). Dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Wakil Bupati, Suroto, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto , Sekda sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Sragen, Tatag Prabawanto dan Gabungan kelompok tani Desa Jambanan.

Perlu diketahui bersama bahwa Kabupaten Sragen, merupakan salah satu lumbung pangan Jawa Tengah dan Nasional. Hasil produksi padi mendapat urutan ketiga se-Jawa Tengah dan urutan kesembilan se-Indonesia.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, mengatakan pihaknya bersama anggota Komisi IV DPR RI sengaja melakukan kunjungan ke Sragen untuk mencari solusi bersama Pemkab Sragen dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atas persoalan hama tikus yang terus menyerang persawahan.

Hal ini mengingat sudah ada 23 petani yang meninggal dunia akibat terkena setrum jebakan tikus listrik sejak tahun 2019-2022.

Oleh karena itu, Dedi meminta Kementerian Pertanian agar lebih komprehensif melakukan pendampingan untuk petani yang ada di Sragen.

"Seluruh jajaran Kementerian Pertanian harus cepat turun, kemudian dicari solusinya, jangan menunggu ada korban lagi akibat jebakan setrum," terang Dedi.

Menurutnya, upaya untuk menangani jebakan tikus beraliran listrik perlu dilakukan sosialisasi akan bahaya dan ancaman pidana penggunaanya.

"Penerapan jebakan tikus beraliran listrik perlu pelibatan unsur pemerintah daerah, TNI, Polri dan perlu adanya operasi gabungan untuk pencabutan jebakan tikus dan kami mendorong pemerintah untuk menerbitan surat edaran pengendalian hama tikus dan pelarangan penggunaanya," lanjutnya.

Sementara Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan jika Pemkab Sragen dibantu oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah aktif melakukan pengendalian hama tikus pada tahun 2021 melalui beberapa program dan kegiatan serta bantuan yang diserahkan kepada petani.

"Dan tahun ini kami juga akan berupaya semaksimal mungkin untuk pengendalian hama tikus ini," papar Bupati.

Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, diantaranya gerakan pengendalian (gerdal) 50 kali dalam setahun, pemberian bantuan emposan 256 unit dibagikan kepada gapoktan/poktan di 20 kecamatan, pemberian sarana pengendalian hama tikus, pemberian bantuan emposan 256 unit dibagikan kepada gapoktan/poktan di 20 kecamatan, pemberian sarana pengendalian hama tikus, bantuan rumah burung hantu 44 unit.

"Kami juga akan melakukan sosialisasi pengendalian hama tikus dan sosialisasi pelarangan penggunaan jebakan tikus beraliran listrik melalui pertemuan poktan/gapoktan, siaran radio dan media cetak. Dengan upaya ini diharapkan panen musim tanam I dapat maksimal juga," tutupnya.

Dalam kesempatan itu, Kementan juga memberi rekomendasi lain pengendalian tikus kepada petani, yakni pemasangan TBS (Trap Barier System) di persemaian yang dikombinasikan dengan perangkap tikus, pengemposan lubang aktif dengan menggunakan alat pengemposan dan belerang, pemasangan LTBS (Linier Trap Barier System) yang dikombinasikan dengan perangkap tikus, pengumpanan dilakukan pada umur padi persemaian sampai dengan umur padi 35 hst dan pada saat umur tanaman generatif lakukan pembongkaran lubang tikus telah melahirkan yang ada di pematang.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menyebutkan tikus sawah sebagai hama utama tanaman padi, dengan dominasi di ekosistem sawah irigasi sehingga perlu upaya berlanjut untuk pengendalian hama tikus yang dapat dilakukan secara alami, mekanis, biologi bahkan pengendalian secara kimia. Kementan sendiri merekomendasikan cara pengendalian tikus melalui gropyokan dilakukan terus menerus dimulai selesai pengolahan pertama sampai dengan sebelum tanam.

"Tikus dapat makan semua jenis tanaman, namun yang paling disukai sebagai makanannya adalah padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan suka di tempat yang kotor, sehingga kunci pencegahan adalah sanitasi lingkungan, harus rajin bersih bersih dan tanam serentak," ucap Suwandi

Sebelumnya, para rombongan legislator didampingi Sekda sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Sragen, Tatag Prabawanto juga mengecek langsung contoh jebakan tikus listrik yang masih terpasang di areal persawahan yang ada disekitar Balai Desa tersebut.

"Ini contoh kabelnya bisa dilihat langsung. Di seputaran ini sudah ada rumah burung hantunya, tetapi harapannya pengadaan burung hantunya bisa dibantu dari pemerintah pusat," ujar Tatag.

Reporter : Miyos_Diskominfo

Editor : Yuli_Diskominfo