KUNJUNGI KEBUN BUAH SMKN 1 KEDAWUNG, BUPATI YUNI AJAK GENERASI MUDA BANGGA JADI PETANI MILENIAL

SRAGEN - Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengajak kaum muda agar menerjuni dunia pertanian menjadi petani milenial masa kini. Profesi petani milenial punya masa depan cerah, karena menerapkan konsep manajemen pertanian yang modern, elegan dan menyenangkan sehingga perlahan akan menghilangkan mindset tentang menjadi petani adalah sesuatu yg feodal.

Hal itu diungkapkan Bupati Yuni saat berkunjung Kebun buah milik SMK Negeri 1 Kedawung Sragen, Bersama Wakil Bupati Sragen, Suroto, dan jajaran Kepala Dinas terkait, Jumat (28/5/2021).

"Tadi kami sempat melihat-lihat kebun. Ternyata banyak jenis buah yang bermacam-macam. Makanya kami mengajak anak muda milenial untuk belajar wirausaha dengan bertani, Di Sragen ada sekolah SMK Negeri 1 Kedawung, silakan belajar disini, belajar wirausaha, belajar bertani, lulusan yang siap kerja dan sekolah vokasi," ungkap Bupati.

Bupati Yuni juga mencontohkan sudah ada beberapa petani milenial asal Sragen yang sukses menekuni bidang pertanian.

"Kemarin di Kaliwedi Gondang, ada anak muda masih mahasiswa yang inovatif mengembangkan budidaya buah melon dengan konsep green house dan Alhamdulillah bisa sukses. Sekali panen bisa untung puluhan juta, kemarin kami dikirimi, melonnya manis sekali, enak sekali dan itu luar biasa," terang Bupati.

Bupati berharap agar petani milenial nantinya bisa manfaatkan tekhnologi, seperti mempromosikan hasil pertanian melalui media sosial.

"Petani itu adalah pahlawan masa kini, yang menyediakan kebutuhan pokok kita sehari, yang membantu kita hidup dan tumbuh. Jadi anak-anak zaman sekarang harus menghilangkan mindset malu jadi petani. Tapi justru harus bangga, karena petani sekarang dengan inovasi yang keren-keren malah mempunyai peluang bisnis yang sangat besar. Ayo anak-anak Sragen, Ibu tunggu inovasi serta kreasinya di bidang pertanian," imbuh Bupati Yuni.

Potensi tanah di Kabupaten Sragen sebagian besar adalah agraris, menurutnya potret sukses budidaya pertanian milenial juga bisa dilihat di SMKN 1 Kedawung. Di SMK dengan areal terluas se-Asia Tenggara itu, memiliki kebun buah yang produktif dan menghasilkan banyak varian buah.

Untuk itu Pihaknya berpesan kepada guru-guru di SMK Negeri 1 Kedawung untuk bisa berkolaborasi dengan murid-murid dalam bidang pertanian.

"Mendorong siswa bangga menjadi petani milenial. Petani adalah profesi yang mulia. Dan disini (SMKN 1 Kedawung) potensinya luar biasa, banyak yang bisa dikembangkan. Ada kelengkeng, jambu, durian dengan berbagai varietas," pungkasnya.

Sementara, pembina perkebunan di SMKN 1 Kedawung, Sudarman mengatakan ada 10 jenis kelengkeng yang ditanam di lahan seluas 0,7 hektare.

Dari 10 jenis kelengkeng ini, kelengkeng jenis itohsuper paling mendominasi. Dari sebanyak 286 pohon kelengkeng, 270an pohon merupakan pohon kelengkeng jenis itoh super.

Dipilihnya Itoh super karena daging buah lebih tebal dan biji lebih kecil. Selain itu, jenis ini tidak akan berbuah jika tidak dibuahkan. Masa panen sendiri bisa diatur oleh petani.

"Itoh super ini tidak akan berbuah kalau tidak dibuahkan, ini yang membuat saya tertarik. Kalau buah jenis lain kan panen mengikuti musim, kalau jenis ini masa panen bisa diatur oleh petani," kata Sudarman.

Masa panen yang bisa diatur ini membuat SMK Negeri 1 Kedawung Sragen panen kelengkeng setiap bulannya. Sehingga panen bisa 12 kali setiap tahun.

Hasil panen kelengkeng ini dikatakan Sudarman belum pernah dijual keluar daerah kecuali pameran. Kebanyak orang datang sendiri ke sekolahan untuk panen setiap akhir pekan.

Satu kilogramnya dijual dengan harga Rp 35 ribu. Satu pohon kelengkeng bisa menghasilkan 50 kilogram hingga 100 kilogram setiap panennya.

Kepala SMKN 1 Kedawung Sragen, Budi Isnanik mengatakan tidak hanya kelengkeng, pihaknya juga menanam buah jenis lain. Seperti anggur, jambu kristal, srikaya, salak hingga durian.

Hasil dari penjualan dikelola oleh pengelola untuk membiayai perawatan, pemupukan dan keuntungan akan masuk di usaha mandiri yang dikelola sekolah. (Miyos_Diskominfo)