Peresmian Taman Baca Sangiran

Sragen - Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si menghadiri Perayaan Hari Warisan Dunia dan Hari Buku Nasional serta  meresmikan Taman Baca Sangiran di Pendopo Menara Pandang Sangiran, Minggu (23/4/2017). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin, SH. MM, Sekda Sragen Drs. Tatag  Prabawanto B, MM, Asisten Administrasi Umum Sekda Sragen Ir. Simon Nugroho Sri Yudanto dan Para Kepala UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Sragen. Sambutan Bupati Sragen yang disampaikan Sekda Sragen, dikatakan“Perayaan hari warisan budaya dan hari buku nasional yang diprakarsai Perkumpulan Masyarakat Pelestarian Situs dan Budaya Sangiran ( PMP SBS) bisa menjadikan contoh dalam rangka memberikan perlindungan pengembangan dan pemanfaatan akan sadar Lestari, sadar literasi dan sadar wisata bagi warisan dan kekayaan situs purbakala Sangiran di dunia”. “Berharap kepada seluruh warga di lingkungan situs Sangiran ini kalau ada fosil fosil yang ditemukan agar langsung diserahkan kepada PMP SBS jangan diperjualbelikan, karena situs Sangiran ini adalah situs purbakala paling komplit di dunia . Sangiran adalah milik kita bersama tidak hanya milik Sragen, tidak hanya milik Jawa Tengah atau tidak hanya milik Indonesia, Sangiran adalah milik dunia, mari kita bersama-sama berusaha merawat, melestarikan dan memanfaatkan Situs Sangiran sebagai sumber ilmu pengetahuan, sumber budaya, dan sumber sejarah ke depan.  Saya mendukung mengenai berdirinya Taman baca yang bisa menjadi salah satu minat baca dalam mendukung Kabupaten Sragen sebagai Kabupaten literasi.”, lanjut Sekda. Gubernur Jateng dalam sambutannya yang dibacakan Urip Sihabudin, SH, MM mengatakan, “Situs Sangiran ini pada tahun 1996 telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia, sejak itu pemerintah berkewajiban melaksanakan pelestarian secara sistematis terhadap situs Sangiran tersebut. Oleh karena itu situs Sangiran yang memiliki nilai dan potensi signifikan dalam pengkajian ilmu pengetahuan khususnya bidang evolusi manusia, budaya dan Lingkungan harus dikembangkan menjadi wisata budaya dan ilmu pengetahuan”. Urip Sihabudin menyampaikan lebih lanjut, “PMPSBS dengan membuat rumah baca Sangiran yang sangat edukatif, kreatif dan inovatif serta memadukan upaya pelestarian dengan upaya pendidikan serta pengembangan ekonomi masyarakat,  semoga  bisa menjadi taman literasi budaya dan pelengkap Situs Sangiran tersebut” Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, mengatakan“ Di Indonesia merupakan salah satu neraga yang memiliki warisan budaya benda dan tak benda yang tidak bisa ditandingi oleh negara lain. Situs Fosil manusia purba paling lengkap berada di Sangiran, maka masyarakat Sangiran harus betul-betul bisa menjaga warisan dunia ini, karena merupakan sumber ilmu pengetahuan, dan sumber budaya. “Indonesia merupakan paling rendah tingkat literasi di dunia, tapi anehnya tingkat akses ke multimedia paling tinggi didunia yaitu mencapai 62 %. Mari rajin membaca untuk peningkatan literasi kita” ujar Ramly. (Humas)