POMPA IRIGASI DENGAN TENAGA SURYA MULAI DIKEMBANGKAN DI SRAGEN

SRAGEN - Pemanfaatan energi baru terbarukan terus didorong, tak terkecuali guna menunjang perekonomian warga masyarakat. Salah satunya dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian.

Seperti yang telah dioperasionalkan di persawahan wilayah Desa Trombol, Kecamatan Mondokan, Sragen. Ada dua unit pompa air tenaga surya yang merupakan hasil riset dari penelitian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM). Dan pompa air itu telah diserahterimakan di Balai Desa Trombol, Mondokan, Sragen, Kamis (14/4/2022) lalu.

"PLTS untuk irigasi menjadi salah satu apikasi langsung teknologi solar rooftop yang sangat membantu para petani. Tidak memerlukan penyewaan lahan yang luas dan investasinya juga terjangkau. Dari sisi manfaat, ini memberikan dampak berkali lipat bagi pendapatan petani," ungkap Peneliti Ahli Madya Kementerian ESDM, Slamet.

Slamet menerangkan pompa air tenaga surya ini sebagai bentuk implementasi dan dukungan terhadap pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan sumber energi terbarukan. Pasalnya, selama ini petani banyak menggunakan pompa listrik dengan jaringan kabel yang bisa membahayakan keselamatan mereka.

"Penggunaan teknologi PLTS merupakan solusi dari permasalahan yang kerap dikeluhkan petani, yang sebelumnya harus bergantung pada energi lsitrik atau bergantung dengan ketersediaan BBM. Sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan dibanding bertenaga diesel atau mesin bensin, namun dampaknya pada munculnya emisi CO2 atau polusi," terang Slamet.

Ia menjelaskan butuh waktu tiga bulan untuk melakukan penelitiannya. Kemudian dilakukan uji coba di persawahan Desa Trombol sejak tahun 2021 lalu.

"Ada dua jenis pompa tenaga surya yang diuji coba. Yakni, pompa air tenaga surya dengan baterai 9,6 KWh, panel surya 3,75 kWp dan pompa berkapasitas 750 watt. Pompa ini mampu mengalirkan air dengan debit 3 meter kubik per jam. Kebutuhan listrik untuk pompa air dalam 24 jam itu 9,42 kWh sehingga memakai baterai 9,6 kWh," paparnya.

Sedangkan pompa air tenaga surya yang kedua, tidak menggunakan baterai tetapi panel suryanya mampu menghasilkan listrik 5 kWp untuk menggerakan pompa air 3 phase. Kapasitasnya 2.600 Watt dan bisa memompa air 6,5 meter kubik per jam.

Sementara Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengatakan dua pompa air itu, sudah diujicobakan dan terbukti berfungsi baik. Selanjutnya dirinya akan berkomunikasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk mengembangkan pompa air tenaga surya.

"Pompa air yang digunakan itu submersible. Model pompa air tenaga surya ini diujicoba di Sragen dan di Bali. Kenapa memilih Trombol karena istri peneliti dari Kementerian ESDM itu berasal dari Trombol," pungkasnya.

 

Penulis ; Miyos_Diskominfo

Editir ; Yuli_Diskominfo