VAKSINASI PENYANDANG DISABILITAS DAN ODGJ DI SRAGEN DILAKUKAN DOOR TO DOOR OLEH BUPATI YUNI

SRAGEN - Vaksinasi untuk penyandang disabilitas dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Sragen, mulai dilakukan secara door to door atau dengan sistem jemput bola. Hal ini dilakukan lantaran mereka memiliki keterbatasan dalam mobilitas.

Seperti yang dilakukan hari Sabtu (21/8/2021) di Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, dan dua Desa di Kecamatan Sambirejo, yakni Desa Sambi dan Desa Dawung.

Antusiasme para difabel untuk vaksinasi begitu tinggi. Meski dengan keterbatasan, tak mengurangi semangat mereka untuk mendapatkan vaksin.

Meski kebanyakan orang akan merasakan sedikit kesakitan ketika jarum suntik ditancapkan dilengan tangan. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang takut ketika melihat jarum suntik.

Namun, hal itu berbeda dengan yang dialami oleh Hendra Sartika Suwarno, usia 32 tahun, warga disabilitas asal Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan yang sudah lama hidup dengan kedua kakinya lumpuh.

"Saya tidak bisa ke Balai Desa Karanganyar karena kesulitan untuk pergi ke sana. Tidak bisa jalan karena kedua kaki saya lumpuh," ungkap Hendra.

Saat disuntik vaksin, Hendra justru semangat sekali untuk menerima vaksin jenis Sinopharm itu. Ia mengaku tidak merasakan sakit ketika disuntik vaksin Covid-19 tahap pertama oleh orang nomor satu di Kabupaten Sragen.

"Tidak sakit bu. Saya senang bisa disuntik Bupati di rumah," ujarnya semangat.

Sementara, Bupati Sragen sekaligus sebagai vaksinator, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, untuk penyandang disabilitas yang belum melakukan vaksinasi maka akan dilakukan dengan cara Door To Door.

Sebab, menurutnya para penyandang disabilitas juga mendapatkan haknya untuk divaksinasi Covid-19 dalam rangka untuk menciptakan Herd Immunity (Kekebalan Kelompok).

"Ya, kami memutuskan jemput bola dengan vaksinasi door to door untuk ODGJ dan difabel. Ini belajar dari vaksinasi difabel beberapa waktu lalu di Sekretariat Daerah. Dari target 600 orang ternyata yang datang 150 orang. Oleh karenanya kami memutuskan untuk jemput bola," terangnya.

Meski tidak semua penyandang disabilitas memenuhi syarat bisa disuntik vaksin. Sebab di antara mereka ada yang tak lolos screening.

"Misalnya tekanan darahnya tinggi, kan tidak bisa divaksin," tuturnya.

Yang sekarang dilakukan Pemkab Sragen untuk mengejar target vaksinasi adalah dengan melakukan "jemput bola". Mendatangi rumah warga, mengetuk pintu mereka, dan memberikan pelayanan vaksinasi Covid-19. (Miyos_Diskominfo)