TINJAU PTM, BUPATI YUNI MINTA PIHAK SEKOLAH KONSISTEN TERAPKAN PROKES

SRAGEN - Sebanyak 1.426 sekolah jenjang TK, SD dan SMP wilayah Kabupaten Sragen melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, mulai Senin (6/9/2021) lalu.

Pada hari kedua pelaksanaan PTM ini, masih ditemukan sejumlah sekolah yang masih minim edukasi tentang Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19.

Hal itu disampaikan Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai meninjau pelaksanaan PTM di tiga sekolah wilayah Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa (7/9/2021).

Tiga sekolah tersebut, TK Pertiwi 1 Taraman, SD Negeri Taraman 1, dan SMP Negeri 2 Sidoharjo.

Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati menilai pelaksanaan PTM pada hari kedua sudah cukup baik. Namun, masih ditemukan beberapa Sekolah yang belum disiplin prokes.

Diantaranya, tempat cuci tangan serta sabun yang tidak sesuai standar, dan sejumlah warga Sekolah yang belum benar memakai masker.

Untuk itu Bupati menegaskan kepada seluruh sekolah di Sragen agar komitmen disiplin dalam penerapan prokes selama pelaksanaan PTM terbatas ini.

"Saya minta betul-betul protokol kesehatan harus disiplin dan ditaati, mulai dari siswa masuk di halaman sekolah sampai pulang dari sekolah juga diperhatikan. Setiap jam pelajaran juga saya ingin Bapak Ibu Guru bisa menyelingi edukasi Prokes, cara cuci tangan dan pakai masker yang benar," terang Bupati.

Tidak hanya itu, Bupati Yuni juga meminta suhu tubuh anak-anak maupun guru yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terdata dengan baik. Hal itu untuk mengantisipasi apabila ada yang terpapar Covid-19 bisa ditelusuri dan melakukan tracing dengan benar.

"Hasil pemantauan ini adalah pantauan suhu tubuh yang harus terekam dan tercatat dengan baik. Saya ingin anak-anak ini mulai dari masuk hingga pulang kita catat suhunya," terangnya.

"Agar kita tau nanti misalnya kalau ada terinfeksi Corona Virus dimanapun bisa ditelusuri dan melakukan tracing dengan benar," lanjut Bupati.

Bupati juga meminta kepada sekolah-sekolah yang belum melakukan PTM, agar segera bersiap diri. Yuni menegaskan PTM tidak bisa tergantikan dengan sekolah daring bertahun-tahun.

"Alur dan sebagainya sudah cukup baik. Semoga ini bisa terus dan terus dipertahankan, sekolah yang belum siap bertatap muka bisa bersiap diri. Karena sejatinya PTM tidak bisa tergantikan dengan sekolah daring bertahun-tahun, tetap ada bedanya," papar Bupati Yuni.

Dalam PTM ini, Bupati Yuni mengatakan sesuai dengan Inbup yang telah dikeluarkannya. Siswa yang masuk yakni hanya 50 persen dari kapasitas sekolah.

Siswa akan digilir untuk masuk, misal separuh siswa dari kelas 7,8,9 masuk di hari Senin, Rabu dan Jumat. Sementara setengahnya lagi akan masuk pada Selasa, Kamis, Sabtu.

"Sistem PTM masuk hanya 50 persen dari jumlah anak di kelas dan masuknya hanya tiga hari, Senin Rabu Jumat atau Selasa Kamis Sabtu," kata Bupati.

Sementara anak-anak hanya menerima 6 mata pelajaran dalam sehari. Satu mata pelajaran hanya 30 menit, sehingga pelajaran maksimal hanya tiga jam dalam sehari.

"Satu mata pelajaran hanya 30 menit, satu hari maksimal enam mata pelajaran berarti hanya tiga jam anak bersekolah," pungkasnya. (Miyos_Diskominfo)